Selebtek.suara.com - Pakar seksolog, dokter Boyke membongkar ciri-ciri sperma yang berkualitas.
Banyak orang yang percaya jika sperma yang berkualitas berhubungan dengan kekentalannya. Sperma yang kental diyakini memiliki kualitas yang bagus, sedangkan jika encer maka kualitasnya kurang bagus.
Namun menurut dokter Boyke, kualitas sperma tidak bisa dilihat dari kental atau encernya cairan tersebut.
Sperma harus diteliti lebih dulu untuk mendapatkan kepastian terkait kualitasnya bagus atau tidak.
Baca Juga:MU Akhirnya Punya Striker Tajam Lagi! Rashford Samai Rekor RvP Cetak 30 Gol Semusim
"Orang selalu mikir kalau dia (sperma) itu kental itu pasti bagus padahal sperma itu hanya bisa kita nilai bukan dari kekentalan atau keenceraannya tetapi dari pemeriksaan mikroskop," ungkap dokter Boyke seperti dikutip dari akun TikTok @dokter.pasutri, Jumat (26/5/2023).
Lebih lanjut, dokter Boyke menjelaskan jumlah sperma yang dihasilkan sangat mempengaruhi kualitasnya. Sperma yang bagus harus berjumlah di atas 60 juta per cc.
Selain itu, sperma yang bagus harus mampu bergerak dengan lincah untuk mencapai rahim.
"Berapa per lapang pandang jumlahnya. Jumlahnya harus sedapat mungkin di atas 60 juta per cc," tutur dokter Boyke.
"Kemudian gerakannya. Gerakannya itu harus lincah banget, bergerak lurus tuh harus lebih dari 25 persen," lanjutnya.
Baca Juga:Profil Gustavo Almeida, Eks Penyerang Liga Jepang yang Direkrut Arema FC
Sperma yang bagus juga harus memiliki bentuk yang normal dan proporsional atau seimbang antara bagian ekor, badan, dan kepala. Jika ekornya putus atau kepalanya terlalu besar maka sperma tidak bisa membuahi.
"Kemudian bentuknya. Bentuknya juga harus yang normal yang ekornya normal, kepalanya juga sesuai dengan badannya, keseimbangannya. Bukan ekornya putus, kepalanya gede, itu tidak bisa membuahi," jelas dokter Boyke.
Karena itu, dokter Boyke menyarankan agar para pria tidak sok tahu dan menilai kualitas spermanya dari kekentalannya saja. Lebih baik lakukan pemeriksaan di laboratorium untuk mengetahui kondisi sebenarnya.
"Para pria itu jangan sok-sok an bisa menilai. Itu harus dinilai oleh tenaga laboratorium. Diperiksa saja lebih baik," tegasnya.(*)