Selebtek.suara.com - Majelis hakim Pengadilan Negeri Kota Kediri menolak eksepsi yang diajukan pihak Ferry Irawan. Putusan itu disampaikan pada sidang putusan sela yang digelar pada Jumat (31/3/2023).
Merasa geram lantaran eksepsinya ditolak, Ferry Irawan melalui kuasa hukumnya, Jeffry Simatupang menantang Venna Melinda untuk hadir di persidangan.
Sebelumnya, Jefrry Simatupang mengklaim memiliki bukti yang akan membantah tudingan KDRT yang dilayangkan kepada kliennya.
Dia optimis persidangan akan mengungkap misteri kebenaran yang tersembunyi dalam kasus tersebut.
Baca Juga:Gandeng BCL, TCL Meluncurkan TV Seri Terbaru Cocok Buat Pencinta Game Konsol
"Kami sebagai penasehat hukum akan membuka seluruh fakta. Dan pengadilan ini adalah tempat yang paling tepat untuk membuka fakta," ujar Jeffry Simatupang dalam tayangan YouTube Intens Investigasi pada Senin (27/3/2023).
![Venna Melinda [Tangkapan layar YouTube Was Was]](https://media.suara.com/suara-partners/selebtek/thumbs/1200x675/2023/03/09/1-screenshot-2023-03-09-153834.png)
Sementara itu, Ferry Irawan tetap bersikukuh tidak mengakui adanya KDRT terhadap Venna Melinda.
Ia justru merasa tak berdaya melawan sistem yang dipaksakan hingga dirinya harus dijebloskan ke dalam tahanan.
"Saya tidak berdaya menolak sistem, dimana sistem itu dipaksakan ke saya untuk saya berada dalam tahanan untuk sesuatu perbuatan yang tidak pernah saya lakukan," ungakp Ferry Irawan.
Ferry Irawan menegaskan, dirinya tidak pernah melakukan tindakan kekerasan terhadap Venna Melinda. Ia mengaku bukanlah pelaku KDRT.
Baca Juga:Ledakan Pertamina Dumai Terjadi Sebulan Pasca Kebakaran Depo Plumpang, Ada Faktor Human Error?
"Dan saya bukan pelaku KDRT," tegasnya.
Ferry Irawan juga menyebut yang ingin maju dalam kancah politik.
Ferry merasa sedih lantaran orang yang menjebloskannya ke penjara adalah istri sendiri yang disayanginya. Ia pun menyebut dirinya adalah korban ambisi Venna Melinda di kancah politik.
"Apa yang saya hadapi adalah orang yang saya sayangi, cintai, tapi dia juga yang membuat saya menjadi tahanan sampai detik ini," kata Ferry Irawan.
"Saya bagaikan pohon di tengah jalan yang harus disingkirkan digantikan dengan simpatisan untuk kursi dewan kekuasaan. Itulah yang terjadi sama saya," tandasnya.(*)