Kapolri Dikecam Warganet Karena Tawarkan Anak Korban Tragedi Kanjuruhan Masuk Polisi

Warganet mengecam Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo

Rigo Pasaribu
Senin, 03 Oktober 2022 | 16:38 WIB
Kapolri Dikecam Warganet Karena Tawarkan Anak Korban Tragedi Kanjuruhan Masuk Polisi
Warganet diberbagai lini media sosial mengecam keras Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menawarkan posisi di kepolisian kepada anak korban tragedi Kanjuruhan. (Dok.Antara)

Selebtek.suara.com - Begitu banyak warganet  di jagat maya  yang melontarkan kritik tajam  hingga kecaman kepada Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowol yang belum lama ini menawarkan posisi di kepolisian kepada anak korban tragedi Kanjuruhan.

Gagasan tersebut disampaikan Sigit saat melakukan takziah ke rumah korban bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Menpora Zainuddin Amali, serta Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.

"Kalau kamu masuk polisi mau nggak?" tanya Sigit kepada anak dari korban tragedi Kanjuruhan, yang kemudian berjanji akan mengusut tuntas insiden maut tersebut.

Pernyataan Sigit tersebut langsung mendapat kecaman bertubi-tubi dari warganet dan publik di berbagai lini sosial media.

Baca Juga:Kapolri Tawarkan Anak Korban Tragedi Kanjuruhan Masuk Kepolisian, ISESS Beri Peringatan Ini

Tak sedikit warganet yang menyarankan agar Kapolri fokus mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan bukanya menawarkan hal lain kepada keluarga korban.

Sebab sampai saat ini masyarakat masih menyalahkan polisi yang dianggap kurang tepat dalam menerapkan SOP pengamanan pertandingan.

Tragedi Kanjuruhan sendiri bermula dari pendukung Arema FC yang tidak terima klub sepak bola kesayangannya kalah di kandang sendiri, turun ke lapangan pasca pertandingan.

Dari berbagai video yang beredar di jagat maya terlihat, pihak keamanan kemudian melontarkan , gas air mata diarahkan ke bagian bawah pagar pembatas untuk menghalau suporter Aremania yang turun ke lapangan.

Akan tetapi, lontaran gas air mata tersebut harus dibayar mahal. Suporter mengalami sesak napas dan tak sedikit dari mereka jatuh pingsan dalam tragedi Kanjuruhan ini.

Baca Juga:Tawarkan Anak Korban Tragedi Kanjuruhan Masuk Kepolisian, Kapolri Kena Skakmat: Puncak Komedi

Banyaknya korban jiwa dan luka-luka, karena para suporter  panik dan saling berdesak-desakkan keluar saat gas air mata menyebar ke tribun penonton. 

Jika merujuk pada peraturan FIFA, pembubaran suporter menggunakan gas air mata tidak diperbolehkan dalam aturan FIFA.

Aturan itu tercantum dalam FIFA stadium safety and security regulation. Di pasal 19, poin b, disebutkan tidak diperbolehkan menggunakan senjata api atau gas pengendali masa.

"No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)," tulis aturan FIFA.

Senjata atau pengendali gas tidak boleh dibawa atau digunakan, bunyi dari pasal di aturan FIFA tersebut.

Dengan demikian, gas air mata dalam pertandingan Arema FC melawan Persebaya telah melanggar aturan FIFA.

Tragedi Kanjuruhan menewaskan 125 orang. Adapun jumlah korban luka berat yang tercatat adalah 21 orang. Dan korban luka ringan 304 orang.

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

Ragam

Terkini

Tampilkan lebih banyak