Selebtek.suara.com - Otak penembakan Rina Wulandari, Kopda Muslimin ditemukan meninggal dunia di rumah orang tuanya di Kendal, Jawa Tengah pada Kamis (28/7/2022).
Kopda Muslimin tidak akan dimakamkan secara militer karena almarhum melakukan pelanggaran sehingga hak untuk dimakamkan secara militer dicabut.
Penembakan yang terjadi pada 18 Juli lalu bukanlah upaya pertama Kopda Muslimin untuk menghabisi Rina Wulandari alias istrinya sendiri.
Sebelumnya, Kopda Muslimin berupaya membunuh dengan cara meracuni korban.
Baca Juga:5 Manfaat Pijat Bayi, Bantu Tidur Lebih Nyenyak hingga Bantu Pertumbuhan
Upaya meracuni korban gagal, percobaan lain dilakukan, yakni pencurian di rumah korban dengan target menghabisi nyawa sang istri.
Selain itu Kopda Muslimin juga berusaha membunuh Rina Wulandari dengan menggunakan santet.
Eksekutor penembakan, S alias Babi (34) menyebut bahwa Muslimin berpesan agar menembak sang istri di bagian kepala namun jangan sampai melukai anaknya.
Pengakuan Ini disampaikan S saat dikonfirmasi keterangan dengan rekaman CCTV di lokasi kejadian di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022).
Dengan panduan Muslimin, lanjut S, juga disampaikan agar tembakan dilakukan kedua kalinya lantaran yang pertama belum berhasil.
Baca Juga:KPU Kepri Sosialiasi: 38 Parpol Telah Terdaftar Sedang Diverifikasi Administrasi
Kopda M diketahui membayar jasa pembunuh bayaran sebesar Rp120 juta untuk menghabisi nyawa istrinya. Ia disebut bertemu eksekutor S di tempat judi togel yang dikelolanya.
Dalam keterangannya di Polrestabes Semarang, eksekutor S alias Sugiono juga mengaku sering mabuk bersama Kopda Muslimin di tempat tersebut. Keduanya adalah teman menongkrong bersama.
Kopda Muslimin kemudian menggunakan uang keuntungan dari tempat tersebut untuk membiayai aksi penembakan terhadap istrinya.(*)
Sumber: Suara.com