Selebtekno.suara.com - Pada kunjungan Presiden Jokowi ke Rusia, Vladimir Putin sempat menyinggung jasa Rusia terhadap Indonesia dalam mencapai kemerdekaan Indonesia di masa-masa dalam tekanan penjajahan.
Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, ungkap Putin, Rusia telah banyak membantu dalam pembangunan infrastruktur. Beberapa jasa Rusia terhadap Indonesia dapat dilihat dari hubungan ekonomi sampai ke bilateralnya.
Misalnya Rusia, pada masa awal-awal Indonesia merdeka telah membantu mempermudah misi diplomatik di dunia. Pada bulan April 1950 delegasi tingkat tinggi Indonesia tiba di Moskow untuk mengadakan pembicaraan tentang pertukaran misi diplomatik.
Pada saat itu Rusia masih bernama Uni Soviet. Pada tahun 1950 Uni Soviet mendukung keanggotaan Indonesia di PBB, tetapi tidak ada langkah praktis yang diambil untuk pertukaran misi diplomatik dan pengembangan hubungan Soviet-Indonesia pada tahun 1950 hingga 1954.
Baca Juga:Rekor Pertemuan Timnas Indonesia Vs Vietnam di Piala AFF U-19
Tahap baru dalam hubungan Soviet-Indonesia dimulai pada tahun 1952 ketika arah politik dalam negeri Indonesia berubah. Posisi kepemimpinan secara bertahap diambil oleh kekuatan sentris dan kiri dari Partai Nasionalis Indonesia (PNI). Mereka cenderung mengabaikan kebijakan luar negeri pro-Barat secara terbuka demi jalan yang lebih seimbang, benar-benar independen, dan aktif.
Kemungkinan bertukar misi diplomatik dengan Uni Soviet dimasukkan ke dalam agenda sekali lagi. Setelah Ali Sastroamidjojo, seorang pemimpin PNI sayap kiri, berkuasa pada Maret 1954, pertukaran kedutaan yang telah lama ditunggu-tunggu antara Uni Soviet dan Republik Indonesia akhirnya terjadi. Duta Besar Indonesia pertama Subandrio tiba di Moskow dan duta besar Soviet pertama D.A. Zhukov membuka misi diplomatik Soviet di Djakarta.
Zhukov, seorang diplomat Soviet yang berpengalaman, mulai menjalin hubungan pribadi yang bersahabat dengan para pemimpin negara Indonesia yang berkuasa dan orang-orang berpengaruh di kalangan politik dan sosial Indonesia. Untuk tujuan ini ia tidak hanya menggunakan diplomat kedutaan Soviet tetapi juga perwakilan budaya dan seni Soviet. Pembentukan hubungan diplomatik penuh memberikan dorongan bagi pengembangan luas kontak timbal balik aktif di bidang sains, budaya, sastra, seni dan olahraga