Selebtek.suara.com - Jefri Yushendri sudah menjadi Google Fasilitator sejak tahun 2017. Ia biasanya mengajarkan materi tentang cara memanfaatkan Google Business Profile, Google Trend, Website, dan e-commerce.
Kelas-kelas yang telah dia ajarkan di antaranya Gapura Digital, Women Will, Kuncie, dan beberapa kegiatan pelatihan UMKM digital oleh Kominfo yang bekerja sama dengan Google.
“Selama 5 tahun terakhir, sudah sekitar 10 ribu UMKM yang saya latih tentang digital marketing. Ini merupakan salah satu ilmu yang paling ingin saya bagikan, karena saya percaya teknologi dapat membawa kemudahan untuk setiap pekerjaan. Pengusaha juga bisa mengenalkan dan mengembangkan usahanya lebih luas agar mendapat peluang yang lebih besar lagi dengan menerapkan digital marketing,” ungkap Jefri dalam siaran persnya.
“Menjadi Google Fasilitator juga membuat saya berkesempatan mengisi banyak kelas pelatihan lain bersama berbagai perusahaan swasta dan pemerintah.”
Baca Juga:Presiden Jokowi Ingin Hentikan Perang Ukraina dan Rusia
Mengikuti pelatihan digital marketing sangat bermanfaat bagi UMKM Indonesia untuk terus bertumbuh, berkompetisi secara sehat, dan memiliki mental yang terus mau berkembang dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Salah satu kelas yang tengah diadakan oleh Google bersama Kominfo, yaitu Digital Entrepreneurship Academy.
Ada dua jenis kelas online yang dapat diikuti:
- Kelas Umum, yang diajarkan adalah topik mengenai Google Trends dan E-commerce
- Kelas Ibu Rumah Tangga, yang diajarkan adalah topik mengenai Google Workspace dan Google Forms
Baca Juga:Khaby Lame Jadi Tiktoker dengan Pengikut Terbanyak di Dunia, Salip Charli D'Amelio
Berikut adalah tips dari Jefri ketika Anda ingin mulai menerapkan digital marketing untuk bisnis Anda:
1. Memahami di mana bisnis Anda berada
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Deloitte, hanya sekitar 9 persen UKM di Indonesia yang memiliki kemampuan bisnis e-commerce (advanced online), 18 persen menggunakan media sosial (intermediate online), 37 persen sudah memiliki perangkat digital namun belum dimanfaatkan untuk transaksi (basic online), dan 36 persen belum memiliki perangkat digital (offline).
2. Memahami bagaimana perilaku dan harapan pelanggan
Memahami perilaku dan harapan pelanggan menjadi hal yang penting untuk memulai bisnis go digital. Pemilik toko dan pelanggan memiliki cara pandang yang berbeda.
Bagi pemilik toko, penggunaan aplikasi online untuk chat dengan pelanggan menjadi penting untuk dapat menghasilkan penjualan. Sedangkan bagi pelanggan, pembelian secara online menjadi hal yang membutuhkan kehati-hatian, apalagi jika penjual belum pernah berhubungan dengan pelanggan.
Pelanggan akan melihat website penjual untuk memeriksa testimoni pelanggan sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli produk.
3. Memahami tujuan go digital
Tujuan dari transformasi digital bagi UMKM bukan sekedar mendaftarkan nama bisnis secara online, melainkan tiga hal utama di bawah ini, yaitu:
- Menemukan pelanggan baru
- Meningkatkan efektivitas kerja
- Mengembangkan peluang bisnis
4. Manfaatkan tools digital
Ketiga tujuan di atas dapat dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan teknologi, seperti penggunaan Google Bisnisku untuk mendaftarkan bisnis.
Untuk dapat meningkatkan efektivitas kerja, Anda dapat memanfaatkan Gmail, Google Calendar, Google Drive, Google Docs dan Google Meet. Dalam pengembangan peluang bisnis, Anda dapat menggunakan Google Trends, Google Analytics, dan consumer barometer.
5. Video pelatihan digital marketing dari kuncie
Diana Aletheia Balienda menjadi Google Fasilitator sejak tahun 2018. Ia biasanya mengajar materi tentang cara membangun bisnis dari rumah, cara menggunakan sosial media untuk berjualan, cara membuat konten yang baik, dan cara memanfaatkan Google Business Profile untuk membuat bisnis kita ada di internet, dan lain sebagainya.
Kelas-kelas yang telah dia ajar di antaranya, Gapura Digital, Women Will, Kuncie, dan beberapa kegiatan pelatihan UMKM digital yang diadakan Kominfo yang bekerja sama dengan Google.
“Sudah lebih dari puluhan ribu UMKM yang saya ajar selama 4 tahun terakhir baik offline maupun online. Semangat mengajar saya terus berkembang karena digital marketing adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari di zaman sekarang ini, sedangkan masih banyak pengguna internet belum maksimal dalam menggunakan digital sebagai media berjualan,” ungkap wanita berusia 47 tahun ini.
“Setelah menjadi Google Fasilitator, saya juga berkesempatan menjadi narasumber di berbagai kegiatan instansi pemerintah dan swasta di beberapa kota di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Berbisnis makanan dan minuman adalah pilihan yang tepat jika Anda ingin berusaha dari rumah. Berikut beberapa data pendukung tentang bisnis ini:
Menurut data Deloitte, menyatakan bahwa industri makanan dan minuman mencatat pertumbuhan sebanyak 3.94% di tahun 2020.
Data CIPS tahun 2020 juga menyatakan sektor pengiriman makanan online di Indonesia diperkirakan tumbuh 11,5 persen setiap tahun dari 2020 hingga 2024.
Data McKinsey di tahun 2020 melaporkan bahwa 34 persen konsumen Indonesia memesan lebih banyak pengiriman makanan online selama pandemi
Berikut adalah tips dari Diana Aletheia Balienda untuk berbisnis makanan dan minuman:
1. Sediakan tempat yang nyaman
Untuk melayani costumer yang suka datang di tempat makan maka buatlah tempat makan yang kita sediakan senyaman mungkin, aspek kebersihan dan kesehatan adalah hal utama yang dicari oleh pelanggan setelah adanya Covid-19 ini.
Selain itu, service pelayan juga tak kalah penting untuk diperhatikan, unsur kecepatan dan ketepatan order harus selalu di perhatikan
2. Kebersihan
Kebersihan area memasak juga sangat menjadi perhatian pelanggan, sangat baik jika koki maupun pelayan hingga kasir minimal menggunakan masker ketika melayani pelanggan.
3. Visual sangatlah penting
Untuk pelanggan yang suka membeli secara online, tampilan visual sangatlah penting. Gambar harus membuat pelanggan tertarik dengan menggunakan beberapa teknik fotografi yang bisa di pelajari di internet hanya dengan smartphone saja.
Contohnya menggunakan teknik makro yaitu mengambil gambar sangat dekat sehingga terlihat jelas tekstur makanan tsb, atau dengan teknik flatlay sehingga semua makanan dr bisa seolah-olah terlihat ditata di atas meja.
4. Packaging
Packaging makanan yang dikirimkan ke pelanggan juga menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan secara khusus, dengan adanya pandemi ini pelanggan akan lebih suka jika ada packing tambahan supaya makanan yang kita kirim terlindungi dari virus yang mungkin saja menempel ketika makanan tersebut diantar ke pelanggan.