Selebtek.suara.com - Sebentar lagi umat Islam di seluruh dunia akan merayakan hari raya Idul Adha 1443 Hijriah. Pada saat itu, umat muslim dianjurkan untuk menjalankan ibadah puasa tarwiyah. Puasa ini dikerjakan selama beberapa hari sebelum hari raya tiba.
Puasa tarwiyah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW biasanya diikuti dengan puasa arafah pada 9 Dzulhijjah. Kedua ibadah puasa ini sangat dianjurkan karena memiliki keutamaan. Puasa tarwiyah mampu menghapus dosa selama satu tahun dan puasa arahan mampu menghapus dosa selama dua tahun.
Seperti hadist yang berbunyi:
"Puasa pada hari Tarwiyah akan mengampuni dosa setahun lalu, sedangkan puasa hari Arafah akan mengampuni dosa dua tahun" (HR Tirmidzi).
Tarwiyah berasal dari bahasa Arab yang berarti berbekal air, melihat di dalamnya, perenungan dan beberapa makna lain darinya. Kisah Nabi Ibrahim yang diperintahkan Allah SWT untuk mengorbankan anaknya Ismail AS berkaitan dengan puasa tarwiyah.
Lantas kapan Puasa Idul Adha 2022?
Setiap tahun, hari tarwiyah jatuh pada hari kedelapan bulan Dzulhijjah atau dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha 1443 H. Hari tersebut bertepatan dengan kegiatan jamaah haji yang berangkat menuju ke Mina dan kemudian bermalam di sana.
Namun, jadwal tetapnya masih menunggu pengumuman dari pemerintah melalui Kemenag maupun ormas Islam Indonesia seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Namun, jika merujuk pada maklumat PP Muhammadiyah yang telah menentukan jatuhnya 10 Dzulhijjah yaitu pada 9 Juli 2022, maka puasa tarwiyah dapat ditunaikan pada tanggal 7 Juli 2022.
Sementara jika merujuk pada keputusan Kemenag dan Nahdlatul Ulama (NU), maka umat muslim dapat menunggu keputusan setelah sidang isbat.
Niat Puasa Tarwiyah
Adapun tata cara pelakasanaan puasa tarwiyah sama seperti puasa sunnah lainnya. Yang membedakan adalah bacaan niatnya. Niat puasa tarwiyah dapat dibaca pada malam sebelum memasuki waktu subuh. Berikut ini bacaan niatnya:
"Nawaitu shaumal tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala."
Artinya: "Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta’ala”.
Ada pula ulama yang berpendapat jika saat menjalankan puasa termasuk puasa tarwiyah tak perlu melafazkan niat namun hanya dalam hati. Kalian tinggal memilih mau mengikuti pendapat ulama yang mana, karena keduanya memiliki dalil yang kuat.